• RSS
  • My Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thursday 30 December 2010

Indonesia Kalah Terhormat


Tim Nasional Indonesia harus melupakan mimpi sebagai juara Piala AFF 2010. Meski berhasil menang 2-1 atas Malaysia pada laga leg kedua babak final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/12) malam, Pasukan Garuda gagal menjadi kampiun.
Indonesia gagal karena kalah agregat gol dari Malaysia setelah pada leg pertama di Kuala Lumpur, Minggu (26/12), kalah dengan skor 0-3. Agregat pun menjadi 2-4 untuk kemenangan Malaysia yang kemudian keluar sebagai juara.


Namun demikian, perjuangan timnas tetap layak dipuji. Firman Utina dkk tetap pantas disebut sebagai juara tanpa mahkota. Setidaknya Indonesia dua kali mampu mengalahkan Malaysia di Piala AFF 2010 ini. Kekalahan 0-3 di Malaysia pun banyak kalangan menilai karena adanya gangguan dari luar lapangan. Suporter Malaysia menyerang pemain Indonesia dengan laser.
Selain itu, Indonesia hanya menelan sekali kekalahan serta enam kemenangan di turnamen antarnegara Asia Tenggara ini. Bandingkan dengan Malaysia yang menelan dua kekalahan, dua seri, dan hanya tiga kali menang.

Karena itulah, suporter Indonesia tetap memberikan dukungan besar kepada timnas. Bahkan terbilang luar biasa. Mereka terus dieulu-elukan usai pertandingan tadi malam. Tak terlihat kekecewaan berarti meski gagal menjadi juara sesungguhnya.
Saat meninggalkan GBK usai pertandingan, Firman dkk masih disambut dengan histeris bak barisan pahlawan. Para suporter berdiri di depan bus yang akan mengangkut pemain seolah tak rela ditinggalkan oleh para pahlawan tersebut.

Suporter memangil satu persatu nama pemain sambil menyanyikan lagu Garuda di Dadaku. Beberapa pemain terlihat sangat terharu melihat atraksi suporter tersebut, mata mereka berkaca-kaca bahkan Muhammad Ridwan terlihat menitikan air mata menyaksikan kesetiaan suporter tersebut.

Kegalan Keempat

Bagi Indonesia, ini merupakan kegagalan keempat kali menjadi juara setelah tampil di final. Sebelumnya Indonesia juga gagal di tahun 2000, 2002, dan 2004 saat turnamen ini masih bernama Piala Tiger. Indonesia pun menjadi spesialis runner up.

Sementara Harimau Malaya mencetak sejarah dengan keluar sebagai juara AFF untuk kali pertama. Sebelumnya Malaysia sempat tampil di final tahun 1996 namun kalah dari Singapura.
Meskipun gagal, Pelatih Indonesia Alfred Riedl mengaku tetap bangga dengan kerja keras pasukannya selama pagelaran AFF.

"Selamat kepada Malaysia tapi saya sebenarnya punya tim yang lebih baik, kami hanya tidak beruntung di pertandingan ini. 45 menit pertama adalah permainan terbaik kami selama AFF Cup di babak kedua kami kembali menunjukkan karakter mampu bangkit setelah tertinggal," kata Riedl saat konferensi pers usai pertandingan.
"Terima kasih kepada semua pemain timnas yang telah menunjukkan komitmen dan tetap disiplin,saya juga berterima kasih kepada semua masyarakat yang selalu memberikan dukungan, kami sempat membayarnya dengan pertandingan yang bagus di beberapa pertandingan," tambah  Riedl. 

Pelatih asal Austria ini juga tak lupa meminta maaf karena gagal memberikan gelar juara AFF. Riedl mengaku tetap bertanggung jawab atas semuanya dan tidak menyalahkan pemainnya meski Firman melakukan kesalahan fatal dengan gagal mengeksekusi penalti.
    "Kita tidak usah berbicara tentang kemungkinan-kemungkinan andai saja Firman bisa cetak gol. Setelah ini saya akan melakukan evaluasi dan mungkin akan mempertahankan beberapa skuad yang ada," kata Riedl yang menyerahkan nasibnya kepada PSSI.
    Meski gagal mempersembahkan gelar, PSSI tetap akan mempertahankan Riedl karena dianggap sukses memberikan warna baru terhadap timnas Indonesia.
    "Saya hanyalah seorang karyawan andai saja bos saya mau mempertahankan saya siap tapi jika mau dipecat silakan. Kontrak saya masih tersisa 16 bulan kita tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Riedl.

    Dalam jumpa pers tersebut, Bambang Pamungkas dan Firman juga turut hadir. Striker senior Merah Putih ini tetap memuji perjuangan rekannya. "Kawan-kawan bermain sangat luar biasa tapi itulah sepakbola. Kami memang tidak juara tapi kami tidak kalah. Kita cuma kurang beruntung, termasuk saat penalti Firman yang gagal," kata Bambang, yang tak menjawab terkait rencana pensiunnya.

    Sementara Firman mengemukakan alasan kegagalannya mencetak penalti yang menjadi titik tolak kegagalan Indonesia.
    "Saya gagal mencetak penalti bukan karena tekanan tapi lebih karena kegagalan, saya sempat memberikan kesempatan kepada Gonzales untuk mengeksekusi tapi dia tidak mau. Saya yang mendapat tugas dari pelatih untuk mengeksekusi, kalau bukan saya terus tidak ada pemain lain yang mau lalu siapa lagi," kata Firman.

    Secara keseluruhan timnas Indonesia patut bangga dengan perjuangan selama 90 menit. Namun ketatnya pertahanan Malaysia membuat barisan depan Indonesia kesulitan untuk menjaringkan gol. Berkali-kali peluang Indonesia di babak pertama selalu gagal termasuk penalti Firman pada menit ke-17.

    Malaysia yang terus diserang dari menit awal ternyata mampu memanfaatkan peluang dengan mencetak gol pada babak kedua. Mohammad Safee mencetak gol lewat serangan balik pada menit ke-53.

    Setelah tertinggal 1-0, Pasukan Garuda tak menyerah. Perjuangan keras terus dilakukan, alhasil gol yang ditunggu akhirnya tiba juga pada menit ke-71 lewat kaki Muhammad Nasuha yang melakukan penetrasi dari sisi kanan sambil melepaskan tendangan keras menembus gawang kiper Malaysia.

    Pada menit ke 83 Indonesia kembali mencetak gol setelah pemain belakang Malaysia melakukan gol bunuh diri setelah gagal mengantisipasi bola tendangan Ridwan dari sisi kanan. Namun sayang kemenangan 2-1 tak mampu menolong Indonesia meraih juara.

Nurdin Halid

Desakan mundur kepada ketua umum PSSI Nurdin Halid terus mengemuka di Piala AFF 2010. Nurdin menegaskan dirinya tak akan mundur karena menghargai demokrasi dan tatanan PSSI.
Teriakan "Nurdin Turun" ,  terus bergema di stadion. Suporter meminta Nurdin meletakkan jabatan hampir selalu terlihat dan terdengar selama Indonesia berlaga di Piala AFF tahun ini.
Kini PSSI di bawah kepengurusan Nurdin Halid kembali gagal mempersembahkan gelar juara kepada tim Merah Putih, usai Firman Utina dkk. takluk dari Malaysia dengan agregat 2-4.

 Nurdin sendiri mengatakan dirinya tidak akan menuruti desakan mundur tersebut. "Di dunia ini, mana ada ketua umum disuruh mundur ketika timnya menang?" tegas Nurdin kepada wartawan.
Nurdin itu merujuk pada kemenangan 2-1 yang diraih Indonesia atas Malaysia dalam laga malam ini di SUGBK. 

Dari pantauan detiksport, Nurdin sempat diteriaki suporter saat berada di mixed zone. Keadaan menjadi kondusif setelah aparat keamanan turun tangan.
"Saya tidak akan mundur karena tekanan. Saya tidak akan mundur karena menghargai demokrasi dan tatanan PSSI. Jika kita gagal juara, itu very very unlucky," tuntasnya. (Tribunnews/cen)   

Amanda Gonzales Sedih, Irfan Dikunjungi Ayah

Amanda Gonzales, putri penyerang tim kesebelasan Indonesia, Cristian Gonzales mengaku sedih atas kegagalan Timnas PSSI merebut Piala AFF 2010. Namun dia tetap senang karena tim ayahnya sudah berjuang sekuat tenaga, dan menang pada laga terakhir 2-1 walau agregat kalah 4-2.
"Aku sedih, but its ok. I'm very proud with them," ungkap Amanda saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/12) malam.

Perasaan lapang dada juga diungkapkan Amanda saat disinggung mengenai performa ayahnya, walau tidak berhasil mencetak gol di laga leg kedua Final Piala AFF 2010. Pada laga sebelumnya di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Firman Utina dan kawan-kawan bertekuk lutut tiga gol tanpa balas.

"Karena papa dijaga sangat ketat. Jadi wajar kalau yang lain bisa mencetak gol," ujar putri pertama Gonzales, pemain asal Uruguay yang telah menjadi Warga Negara Indonesia.
Amanda menyangkal jika Eva Nurida Siregar, ibunya, tidak menyaksikan pertandingan leg kedua Final Piala AFF 2010. Menurutnya, Eva memang jarang menonton secara langsung di stadion. "Mama sukanya berdoa. Jadi dia nonton di televisi sambil berdoa. Apakah itu di rumah atau di hotel," tegas Amanda. "Setelah ini paling kita kumpul-kumpul keluarga dan ngobrol-ngobrol," imbuhnya. 

Irfan Bachdim

Seorang lainnya, pemain lama tinggal di Belanda dan lulusan sekolah sepakbola Ajax, Irfan Bachdim tidak mencetak gol empat laga terakhir, saat melawan Filipina dan Malaysia.  Kegagalan dalam final Piala AFF 2010 mungkin menimbulkan luka bagi Irfan di penghujung tahun 2010. Namun Irfan sepertinya memiliki dua obat untuk luka tersebut.

Pertama, Irfan disambangi pacarnya, Jenifer Kurniawan yang menonton langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu  (29/12) malam. Selain itu, Irfan bakal dikunjungi kedua orang tua dan dua adiknya yang sengaja terbang dari Belanda ke Jakarta.

"Rencananya sekitar tanggal 1 (Januari) nanti, orang tua Irfan dan dua adiknya bakal ke Indonesia. Mereka akan langsung ke Malang untuk ikut menyaksikan Irfan bertanding dengan Persema," ungkap Ferry Bachdim, paman Irfan, saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/12).

Ferry mengatakan usai Piala AFF 2010, Irfan kemungkinan langsung pulang ke Malang. Pasalnya, Irfan memiliki laga bersama timnya, Persema Malang pada 4 Januari mendatang.
Disinggung mengenai karier Irfan di Indonesia, Ferry mengatakan Irfan sudah menyatakan bakal tetap merumput di tanah air. Apalagi dia adalah WNI asli, bukan pemain naturalisasi, karena ayahnya orang Indonesia. "Jadi ayah dan ibu Irfan itu punya empat anak. Empat-empatnya milih untuk jadi WNI," tegasnya.

Kok bisa? Ferry menjelaskan Irfan dan kakak serta adiknya memilih jadi WNI sesuai dengan tanah kelahiran sang ayah. Di Belanda, ketika seorang anak masih di bawah umur, maka status kewarganegaraannya bakal mengikuti sang bapak. Namun setelah dewasa, mereka bisa memilih. "Jadi Irfan itu bukan pemain naturalisasi. Dia adalah asli orang Indonesia," imbuh Ferry


Sumber: www.tribun-timur.com

3 comments:

  1. Semoga dikesempatan mendatang Indonesia Berjaya...amin

    ReplyDelete
  2. i still love merah putih...bagiku timnas ttp juara sejati...malaysia menang curang...lolos semifinal pun gara2 kebaikan indonesia....

    ReplyDelete

Berikan Kesan Yang Membangun Kawan.....

About Me

I am 26 Years old, Born in one village in east of Region Bulukumba. Educational background Electrical Engineering at State Polytechnic of Ujung Pandang, & Continue to Bachelor Degree In UVRI Management, Economy Faculty. Now i am working at BUMN company (Tonasa Cement Plant)and Active in personal franchise business developer. So U can ask me and share in many things...telecomm,business,self improvement,religious, and Instrumentation Engineering.