• RSS
  • My Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Sunday 15 June 2008

MENYERUKAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan karakteritik seorang muslim. Amar ma’ruf nahi mungkar diterjemahkan dengan menyuruh kepada kebajikan dan mencegah kepada kemungkaran. Disinilah seorang muslim sudah harus bersentuhan dengan masyarakat sekitarnya.

Siapakah masyarakat sekitarnya kita tersebut? Yah, pastinya adalah tetangga, teman kerja, saudara, dan lain sebagainya. Jadi, ia sudah tidak lagi berfikir tentang perannya sebagai seorang individu, namun dirinya harus berfikir bahwa ia adalah makhluk sosial.

Paradigma yang harus dibangun pada posisi ini adalah bagaimana ia bisa menyelamatkan sebuah komunitas di luar dia menuju sebuah kehidupan yang lebih terarah dan jelas, dunia dan akhirat.

Amar ma’ruf nahi mungkar bagi seorang muslim berawal dari sebuah rasa sayang dan cinta, bukan benci dan permusuhan dengan masyarakat sekitar. Oleh sebab itulah dalam Islam tidak dikenal dengan ‘teror’ untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.

Namun, amar ma’ruf nahi mungkar bukanlah sesuatu yang ringan. Dalam kehidupan ini, terkadang banyak hal menarik yang membuat perhatian kita teralihkan. Nabi SAW sudah pernah mengingatkan kepada kita semua.

Sabdanya, Pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya, Kini kamu jelas atas petunjuk Rabmu, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul dikalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan dunia dan kebodohan. Lalu kamu beralih kepadanya dan berjangkit di kalangan kalian cinta dunia. Jika terjadi yang demikian, kamu tidak akan lagi beramar ma’ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Dikala itu yang menegakkan Al Quran dan Sunnah, baik dengan sembunyi maupun yang terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam (HR. Al Hakim dan Attirmidzi).

Nah, pada situsi seperti ini, kita memang harus merenungkan kembali, kita ada di koordinat mana? Di zaman yang serba kapitalis ini, semua waktu seakan hanya terfokus pada uang, dana, kekayaan dan pekerjaan.

Seringkali meng-Islam-kan diri sendiri saja tidak cukup waktu, apalagi meng-Islam-kan orang lain dengan bentuk amar ma’ruf nahi mungkar. Tetapi ini adalah sebuah keharusan, kalau kita ingin atribut terindah tersemat ke diri kita, golongan sabiqunal awalun, orang-orang pertama yang masuk Islam.

Menyuruh kepada orang untuk berbuat baik, mungkin cukup berat, apalagi nahi mungkar. Sungguh, orang-orang semacam inilah, jika niatnya ikhlash, maka ia telah mendapat kedudukan yang tinggi di sisiNya. Di dalam Islam ada tiga tahapan melakukan nahi mungkar. Dari yang paling tinggi kedudukannya, karena sangat beresiko, sampai yang terendah.

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendaklah ia merubah dengan tangannnya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lidahnya, dan apabila tidak mampu juga maka hendaklah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.

Allah menyebutkan bahwa salah satu karakteristik ummat terbaik (khairu ummah) yang disematkan kepada kaum muslimin adalah bahwa mereka menyerukan kebajikan dan mencegah kemungkaran.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS Ali Imron 110)

1 comment:

Berikan Kesan Yang Membangun Kawan.....

About Me

I am 26 Years old, Born in one village in east of Region Bulukumba. Educational background Electrical Engineering at State Polytechnic of Ujung Pandang, & Continue to Bachelor Degree In UVRI Management, Economy Faculty. Now i am working at BUMN company (Tonasa Cement Plant)and Active in personal franchise business developer. So U can ask me and share in many things...telecomm,business,self improvement,religious, and Instrumentation Engineering.