• RSS
  • My Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thursday 4 August 2011

Mencintai Tanpa Melukai

source img:123rf.com
Cinta adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan kepada kita, yang dengannya kita hidup, yang dengannya kita berbagi, yang dengannya kita saling mengasihi. Pasti kata-kata Cinta adalah kata yang sudah tidak asing ditelinga kita, kenapa? Karena Tuhan adalah Maha Pencinta, yang telah mengajarkan kita dengan FirmanNya untuk bisa saling mecintai dan mengasihi sesama tanpa ada rasa pamrih di hati kita. Terlalu banyak kalam ilahi yang menuntun kita untuk mengimplementasikan "cinta yang tulus" dalam hidup kita.
Sepasang suami istri sudah berjanji didepan penghulu, berikrar untuk bisa saling melengkapi, saling berbagi, saling mencintai selamanya tanpa ada sedikit pun rasa untuk melukai. Yang namanya cinta pasti berlawanan dengan kata luka, tetapi mengapa masih ada ungkapan ini"Mencintai Tanpa melukai". Si Mbok berkata" kalau kamu cinta kok kamu bisa melukai yang kamu cintai?, Jawabannya tentu kembali ke diri kita masing-masing, seberapa besar rasa cinta kita, seberapa dalam makna yang kita sebarkan untuk orang-orang yang kita "cintai"itu.
Dibibir boleh berucap cinta dan sayang tetapi makna cinta dan kasih sebenarnya apabila kita bisa memadupadankan dengan hati yang tulus serta perbuatan yang mencerminkan cinta itu. Menurut pakar ilmu cinta, "di benarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan". Inilah sebenarnya cinta dengan rasa yang indah, Mencintai tanpa meninggalkan sedikit pun luka, cinta yang tulus, cinta yang datangnya dari Sang Pencipta yang telah mengajarkan cinta yang hakiki. Pernah ku berucap ke seorang wanita belahan jiwaku" Aku mencintaimu dengan tulus karena Allah. Sebuah ungkapan yang sangat dalam sekaligus jaminan tidak mungkin aku mencintai di luar garis yang telah dituntunkan lewat ayat-ayat sucinya dan tuntunan RasulNya.
Memang kesemuanya harus dilengkapi dengan ilmu cinta tadi, ucapan lisan, harus dengan hati yang tulus dan pembuktian dengan perbuatan cinta yang terbaik yang kumiliki, semampuku.
Teringat kisah Rabhiatul Adawiyah yang hingga akhir hayatnya tidak menikah dengan satu pria pun, padahal dia cantik,baik dan religius. Beliau seorang sufi, dan kita tahu bersama, tidak dia sematkan cinta kepada mahluk karena takut menduakan cintanya kepada Tuhannya. Sungguh pengorbanan cinta yang luar biasa.
Sebagai penutup, cintailah ia dengan setulus-tulusnya, jangan sampai yang kamu cintai sedikit banyaknya merasa terluka dengan cintamu.

Be a good Lover!

Tulisan ini  diikutsertakan dalam kontesnya mbak Diana
Juga terpublished di blog Kompasiana: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/08/04/mencintai-tanpa-melukai/

4 comments:

  1. Mencintai Tanpa harus melukai, bisakah kita melakukan itu??

    ReplyDelete
  2. Mulailah dari hal yg terkecil, contohnya perkataan yang bisa melukai seseorang harus di hindari sebisa mungkin.

    ReplyDelete
  3. Mmmmhhh....cinta seorang sufi buat Tuhannya biasanya melebihi cinta pada dirinya sendiri..namun bukan berarti ia takut dilukai karena cinta sesamanya, tapi murni karena keinginannya mencintai Tuhan seumur hidupnya.

    Tetima kasih sudah berpartisipasi ya :)

    ReplyDelete
  4. @marthauli:

    Relatif sulit, tp kalau dicoba pasti bisa, memang perkataan yg harus banyak di jaga, tq sob

    ReplyDelete

Berikan Kesan Yang Membangun Kawan.....

About Me

I am 26 Years old, Born in one village in east of Region Bulukumba. Educational background Electrical Engineering at State Polytechnic of Ujung Pandang, & Continue to Bachelor Degree In UVRI Management, Economy Faculty. Now i am working at BUMN company (Tonasa Cement Plant)and Active in personal franchise business developer. So U can ask me and share in many things...telecomm,business,self improvement,religious, and Instrumentation Engineering.